Senin, 20 April 2009

waktu yang berdetak

Waktu masih tetap berdetak
Ketika itu adzan subuh berkumandang
Sejumput orang masih lelap tertidur
Mengeja hari untuk mengartikan bunga tidurnya
Beberapa diantaranya terbangun menjalankan perintah - Nya
Ketika itu pula tersentak suara gemuruh menggelegar
Bak iblis raksasa datang berduyun-duyun membanjiri mereka
Beramai-ramai menjemput azal mereka


Mereka yang masih mengeja hari dengan bunga tidurnya, terombang ambing terlahap oleh amukan air raksasa dan pasrah ke mana azal membawanya

Mereka yang terhanyut bergegas mencari ranting, dahan atau barang yang bisa membuatnya bertahan dari amukan air raksasa

Sedang mereka yang sedang melaksanakan perintah-Nya, bergegas menyelamatkan keluarganya tercinta ke istana – Nya

Istana megah milik- Nya tetap berdiri kokoh nan megah
Sedang disekitarnya hanya tersisa puing-puing derita dan dosa

Asma Allah...
Apa yang telah Ia ciptakan akan kembali pada-Nya
Pasrah dan ikhlas..
Hanya dua kata itu yang bisa terucap

Apakah ini teguran ketiga dari-Nya
Setelah Aceh menangis ke pangkuan pertiwi,
Setelah Yogyakarta menangis ke ibunda pertiwi,
Dan sekarang selatan Jakarta menangis ke pelukan pertiwi..